Bila kau tau sepi yang kurasakan..
Berat dalam jiwa dan hati ini
ku disini hanya berteman bayangmu..
Menunggu tiada henti dan tanpa henti :)
Setiaku kupersembahkan untukmu..
Semoga tak kan terkikis oleh waktu
Setiaku kupersembahkan untukmu..
Jangan pernah kau ragukan aku :)
Senin, 29 Oktober 2012
Rabu, 24 Oktober 2012
Puisi Cinta Falsa
CINTA ITU INDAH
Cinta itu indah ..
Saat senang atau susah
Tak pernah ku menyesal telah memilih dirimu..
Dengan perbedaan yang ada, namun kita masih bersamaKadang aku yang egois, dan kamu yang selalu tak peduli
Dan sikapku yang tak mau tau, dan kamu yang tak bisa mengalah
Oh cinta ini indah saat kita bersama..
Tak perduli saat senang dan saat susah
Kita kan selalu mencinta..
Oh cinta ini indah saat kita bersama..
Dan bila bosan benci menghampiri
Cintakan membawa kita kembali :)
Selasa, 23 Oktober 2012
Kumpulan Catatan Baru
Ukhtiku ...
Dimanapun engkau sekarang, janganlah gundah, janganlah gelisah :)
Telah ku lihat wajahmu dan aku mengerti,
betapa merindunya dirimu akan hadirnya diriku didalam hari* mu .
Percayalah padaku, akupun rindu akan hadirmu :)
aku akan datang, tapi mungkin tidak sekarang
karena jalan ini masih panjang :)
banyak hal yang menghadang
hatiku pun melagu dalam nada angan .
seolah sedetik tiada tersisakan
resah hati tak mampu kuhindarkan
tentang sekelebat bayang, tentang sepenggal masa depan :)
Ukhtiku ...
jangan menangis, jangan bersedih, hapus keraguan dalam hatimu .
percayala pada-Nya , yang Maha pemberi cinta :)
bahwa ini hanya likuan hidup yang pasti berakhir .
yakinlah .. saat itu pasti akan tiba .
Bila kau jadi istriku kelak, jangan pernah berhenti memiliki aku
dan mencintaiku hingga ujung waktu
tunjukkan padaku kau kan selalu mencintaiku
hanya engkau yang aku harap
telah lama kuharap hadirmu disini
meski sulit, harus kudapatkan :)
Senin, 22 Oktober 2012
Rumus Matematika Logika
F. MENERAPKAN LOGIKA MATEMATIKA DALAM
PEMECAHAN DALAM PEMECAHAN MASALAH YANG
BERKAITAN DENGAN PERNYATAAN MAJEMUK DAN
PERNYATAAN BERKUANTOR.
A.
Mendiskripsikan Pernyataan dan bukan Pernyataan (Kalimat Terbuka).
1. Pernyataan
1.1. Pengertian Pernyataan .
Pernyataan adalah kalimat
yang hanya benar saja atau salah saja, akan tetapi tidak sekaligus benar dan
salah.
1.2. Lambang dan nilai kebenaran suatu
pernyataan
Dalam matematika , pernyataan-pernyataan
dengan huruf kecil,seperti a , b ,
p dan q.Perhatikan contoh berikut
!
1.3. Kalimat Terbuka.
Kalimat terbuka adalah
kalimat yang masih mengandung variabel, sehingga
belum dapat ditentukan nilai kebenarannya (benar atau salah). Kalimat
terbuka
tersebut dapat diubah menjadi bentuk pernyataan, jika variabelnyadiganti
dengan
suatu konstanta.
Contoh :
a)
Kalimat terbuka : x + 5 = 9
Jika
variabelnya diganti dengan 4 maka 4 + 5 = 9 (pernyataan benar)
b)
Jika variabelnya diganti dengan 7 maka 7 + 5 = 12
(Pernyataan salah)
B.
Mendeskripsikan, Ingkaran, Konjungsi, Disjungsi, Implikasi, Biimplikasi Dan
Ingkaranya.
B.1.
Pernyataan Majemuk.
Apabila suatu pernyataan
terdiri lebih dari satu pernyataan maka diantara satu
pernyataan dengan pernyataan lainnya
dibutuhkan suatu kata penghubung sehingga
diperoleh suatu pernyataan majemuk.
Untuk Logika matematika ada 5
macam penghubung pernyataan yaitu
ingkaran (negasi) (tidak),
konjungsi (dan), disjungsi (atau),implikasi(jika…maka…)
dan biimplikasi (jika dan hanya
jika).
Operasi Logika
|
Penghubung
|
Lambang
|
Ingkaran
|
Tidak, non
|
![]() |
Konjungsi
|
Dan
|
![]() |
Disjungsi
|
Atau
|
![]() |
Implikasi
|
Jika….maka….
|
![]() |
Biimplikasi
|
Jika dan hanya jika
|
![]() |
Ingkaran, konjungsi, disjungsi,
implikasi dan biimplikasi disebut operasi dalam
logika.Simbol-simbol dari operasi
dalam logika diberikan dalam tabel berikut.
Ingkaran atau Negasi atau penyangkalan
Nilai kebenaran dapat dituliskan dalam bentuk tabel
yang dinamakan tabel kebenaran seperti berikut.
p
|
~ p
|
B
S
|
S
B
|
1.2.
Operasi Konjungsi
Operasi konjungsi merupakan operasi
biner (operasi yang dikenakan pada dua
pernyataan) yang dilambangkan dengan
tanda “
”. Dengan operasi ini dua

pernyataan dihubungkan dengan kata “ dan
“.
Jika
p dan q dua pernyataan , maka p
q bernilai benar jika p dan q keduanya

bernilai benar, sebaliknya p
q bernilai salah jika salah satu dari p atau q bernilai

salah atau keduanya salah.
Tabel nilai kebenaran
dari operasi konjungsi.
p
|
q
|
p
![]() |
B
B
S
S |
B
S
B
S
|
B
S
S
S |
1.3. Operasi Disjungsi
Operasi disjungsi juga merupakan
operasi binary yang dilambangkan dengan tanda
”
”. Operasi ini menggabungkan dua pernyataan menjadi satu
dengan kata

hubungan “atau”.
Jika p dan q dua pernyataan maka p
q bernilai benar jika p dan q keduanya

bernilai benar atau salah salah satu
dari p atau q bernilai benar, sebaliknya p
q

bernilai salah jika keduanya bernilai
salah.
Tabel nilai kebenaran Disjungsi
p
|
q
|
p
![]() |
B
B
S
S |
B
S
B
S
|
B
B
B
S |
1.4. Operasi
Implikasi.
Operasi implikasi (kondisional)
adalah operasi penggabungan dua pernyataan yang
menggunakan kata hubung “ jika …. Maka
….” Yang dilambangkan “
“.

Implikasi dari pernyataan p dan q
ditulis p
q dan dibaca “ jika p maka q”.

Pernyataan bersyarat p
q juga dapat dibaca “ p hanya jika q” atau “ p adalah

syarat cukup bagi q atau “ q adalah
syarat perlu bagi p”.
Dalam pernyataan p
q

p disebut hipotesa / anteseden / sebab
q disebut koklusi / konequen /
akibat
Jika p dan q dua buah pernyataan
maka p
q salah jika p benar dan q

salah,dalam kemungkinan lainnya p
q benar.

Tabel nilai kebenaran operasi implikasi
p
|
q
|
p
![]() |
B
B
S
S
|
B
S
B
S
|
B
S
B
B
|
1.5. Operasi Biimplikasi (
Bikondisional).
Biimplikasi yaitu pernyataan majemuk
yang menggunakan kata hubung “……jika
dan hanya jika …..” dinotasikan “
” .

Biimplikasi dari pernyataan p dan q
ditulis p
q dibaca p jika dan hanya jika q.

Pernyataan p
q dapat juga dibaca :

1)
p equivalent q
2)
p adalah syarat perlu dan cukup bagi q
Jika pdan q dua buah pernyatan maka p
q benar bila kedua pernyataan
tersebut mempunyai nilai kebenaran yang sama, sebaliknya p
q salah bila salah satu salah , atau salah
satu benar .


Tabel nilai kebenaran operasi
Biimplikasi.
p
|
q
|
p
![]() |
B
B
S
S
|
B
S
B
S
|
B
S
S
B
|
1.6. Menentukan Nilai Kebenaran
Pernyataan Majemuk.
Dari pernyataan-pernyataan
tunggal p, q, r, . . . dan dengan menggunakan operasi-opersi
pernyataan negasi (~), konjungsi (
), disjungsi (
), implikasi (
) dan biimplikasi (
)




dapat disusun suatu pernyataan majemuk
yang lebih rumit.
Contoh : 1) ~( p
~q)

2) ~

3) 

Nilai kebenaran pernyataan majemuk
seperti itu dapat ditentukan dengan menggunakan
pertolongan tabel kebenaran dasar untuk
negasi, konjungsi, disjungsi , implikasi dan
biimplikasi yang telah dibahas di
depan.Untuk memahami cara-cara menentukan nilai
kebenaran pernyataanmajemuk yang lebih
rumit ,perhatikan contoh berikut .
Contoh 1: Tentukan nilai kebenaran
pernyataan majemuk ~ ( p
~q ).

Jawab
:
p
|
q
|
~q
|
(
p
![]() |
~
( p
![]() |
B
B
S
S
|
B
S
B
S
|
S
B S B |
B
B
S
B
|
S
S
B
S
|
Jadi nilai kebenaran pernyataan majemuk ~ ( p

C.
Mendeskripsikan Invers, Konvers Dan Kontraposisi
Dari suatu pernyataan bersyarat “ p
q ” yang diketahui dapat dibuat pernyataan lain

sebagai berikut :
1)
q
p disebut pernyataan Konvers dari p
q


2)
~p
~q disebut pernyataan Invers dari p
q


3)
~q
~p disebut pernyataan Kontraposisi dari p
q


Untuk semua kemungkinan nilai kebenaran pernyataan-pernyataan komponen p
dan q, hubungan nilai kebenaran konvers, invers, dan kontraposisi dengan
implikasi semula, dapat ditunjukkan dengan memakai tabel kebenaran .
Tabel hubungan nilai kebenaran q
p, ~p
~q , ~q
~p dengan
p
q




|
Implikasi
|
Konvers
|
Invers
|
Kontraposisi
|
|||
p
|
q
|
~p
|
~q
|
p
![]() |
q
![]() |
~p
![]() |
~q
![]() |
B
|
B
|
S
|
S
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
S
|
B
|
S
|
B
|
B
|
S
|
S
|
B
|
B
|
S
|
B
|
S
|
S
|
B
|
S
|
S
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
Dari tabel diatas ternyata :
Suatu implikasi yang salah konversnya benar, tetapi
implikasinya yang benar
C.1. Negasi
Pernyataan Majemuk
Untuk menentukan negasi dari
pernyataan majemuk dapat digunakan sifat-sifat negasi
pernyataan majemuk pada tabel berikut ini:
Operasi
|
Lambang
|
Negasi
|
Konjungsi
|
![]() |
![]() |
Disjungsi
|
![]() |
![]() |
Implikasi
|
![]() |
![]() |
Biimplikasi
|
![]() |
![]() ![]() |
Contoh : Tentukan negasi dari pernyataan
majemuk berikut !
D. Menerapkan Modus ponens,
modus tollens dan prinsip silogisme Dalam Menarik
Kesimpulan
Dasar-dasar
logika matematika yang telah kita pelajari pada subbab terdahulu akan diterapkan
lebih lanjut dalam proses penarikan kesimpulan . Suatu proses penarikan
kesimpulan terdiri atas beberapa pernyataanyang dikeahui (disebut premis),
Kemudian dengan memakai prinsip logika dapat diturunkan suatu pernyataan baru
yang ditarik dari premis-premis semula (disebut kesimpulan / konklusi).
Penarikan seperti itu disebut argumentasi. Kalau konjungsi dari premis-premis
berimplikasi konklusi maka argumentasi itu dikatakan berlaku atau
sah.Sebaliknya, kalau konjungsi dari premis-premis tidak berimplikasi konklusi
maka argumentasi itu dikatakan tidak sah. Jadi suatu argumentasi dikatakan sah
kalau premis-premisnya benar maka konklusinya juga benar.
Dalam
subbab ini kita akan mempelajari beberapa cara penarikan kesimpulan,
diantaranya adalah Modus Ponens, Modus Tollens, dan Silogisme.
D.1. Modus Ponens
Jika
benar dan p benar maka
q benar.

Skema argumen dapat ditulis
sebagai berikut :

p . . . . . . premis 2



Dalam bentuk
implikasi, argumentasi tersebut dapat dituliskan sebagai


majemuk yang
selalu benar untuk semua kemungkinan nilai kebenaran dari
pernyataan-pernyataan komponennya.

Tabel nilai
kebenaran dari 

p
|
q
|
![]() |
![]() ![]() |
![]() ![]() |
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
S
|
B
|
B
|
S
|
B
|
S
|
S
|
B
|
S
|
B
|
Dari
tabel pada kolom (5) tampak bahwa
merupakan

tautologi,jadi
argumen tersebut sah.
D.2. Modus Tollens
Jika
benar dan
benar maka p benar


Skema argumen dapat ditulis
sebagai berikut:

~q . . . . . premis 2
![]() |

Dalam bentuk
implikasi, modus tollens dapat dituliskan sebagai
,sah

atau tidaknya
modus tollens dapat diuji dengan tabel kebenaran sebagai berikut !
Tabel nilai kebenaran 

p
|
q
|
~p
|
~q
|
![]() |
![]() ![]() |
![]() ![]() |
B
|
B
|
S
|
S
|
B
|
S
|
B
|
B
|
S
|
S
|
B
|
S
|
S
|
B
|
S
|
B
|
B
|
S
|
B
|
S
|
B
|
S
|
S
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
Dari tabel pada
kolom 7 tampak bahwa
merupakan tautologi. Jadi

modus tollens
merupakan argumentasi yang sah .
D.3. Silogisma
Dari premis-premis
dan
dapat ditarik konklusi
. Penarikan kesimpulan seperti ini disebut kaidah silogisma .
Skema argumnya dapat dinyatakan sebagai berikut :







Dalam bentuk implikasi, silogisme
dapat dituliskan sebagai
sah atau tidaknya
silogisme dapat diuji dengan tabel kebenaran sebagai berikut :

Tabel nilai kebenaran
.

p
|
q
|
r
|
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
B
|
S
|
B
|
S
|
B
|
B
|
S
|
B
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
S
|
S
|
B
|
S
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
B
|
S
|
B
|
S
|
B
|
S
|
B
|
S
|
S
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
Dari tabel pada
kolom (8) tampak bahwa
merupakan

tautologi. Jadi
silogisme merupakan argumentasi yang sah.
Langganan:
Postingan (Atom)